Peristiwa Aneh Pohon Berjalan


Peristiwa abnormal ini bermula manakala Rasulullah tengah melaksanakan perjalanan yang cukup jauh. Dalam perjalanan tersebut, baginda nabi mengajak serta Uqa’il bin Abi Tholib. Dan Uqa’il inilah yang nantinya akan menjadi saksi faktual terhadap kebenaran kejadian tersebut yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Peristiwa-peristiwa yang sungguh mengagumkan, yang menciptakan keimanan hati Uqail semakin bertambah kuat.

Kali pertama kejadian mengagumkan ini terjadi dikala Rasulullah SAW ingin membuang hajat. Rasulullah berjalan kesana kemari untuk menemukan kawasan yang kondusif dan cocok untuk buang hajat. Namun, sehabis mencari kesana kemari, Beliau tidak menemukan kawasan yang kondusif lagi cocok untuk melaksanakan itu, lantaran posisi ia kala itu ada di tengah hutan. Maka Rasulullah pun berkata kepada Uqa’il, “Hai Uqail, teruslah engkau berjalan hingga kepohon itu, dan katakanlah kepada pohon-pohon itu bahwa bersama-sama Rasulullah SAW berkata, ‘agar kau semua tiba kepadanya untuk menjadi aling-aling atau epilog baginya, lantaran bersama-sama baginda Nabi akan mengambil air wudhu dan buang air besar.
Setelah memperoleh perintah itu, Uqail melangkahkan kakinya menuju pohon-pohon di sana. Namun, belum pula ia sempat mengucapkan sepatah katapun kepada pohon-pohon itu, mereka telah berjalan mendekati dan mengelilingi Rasulullah. Melihat kejadian abnormal dihadapannya, Uqail hanya bisa bengong sekaligus takjub akan kebesaran Allah yang telah ia tunjukkan lewat pohon-pohon itu. “Masyaallah, gres kali ini saya melihat pohon itu berjalan”, katanya dalam hati.

Setelah kejadian itu, Rasulullah beserta Uqail melanjutkan perjalanan mereka. Jarak perjalanan yang cukup jauh, diantara semak dan belukar, menciptakan Uqail tidak bisa menahan rasa hausnya. Uqail meminta izin kepada Rasulullah untuk mencari air. Tapi sayangnya, tak jua ia peroleh air tersebut. Maka baginda Nabi berkata lagi kepada Uqail, “Hai Uqail, dakilah gunung itu dan sampaikanlah salamku kepadanya, serta katakan, jikalau padamu ada air, berilah saya minum”.
Uqail kemudian pergi mendaki gunung itu, sehabis hingga dihadapan sang gunung, dikatakannya apa-apa yang disabdakan oleh Baginda Nabi SAW. Belum pula ia tamat berkata, gunung itu dengan fasihnya berkata, “Katakanlah kepada Nabi SAW, semenjak Allah SWT menurunkan ayat yang bermaksud, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu beserta keluargamu dari (siksa) api neraka yang materi bakarnya dari insan dan batu”. Aku menangis alasannya takut kalau saya akan menjadi bab dari batu-batu itu, maka tidak ada lagi air padaku.
Dan demikianlah seterusnya, banyak sekali kejadian menakjubkan itu terjadi pada diri Rasulullah SAW dan sahabat. Sesuatu yang tidak mungkin dan tidak masuk nalar sanggup terjadi di dunia fana’ ini. Semua bergerak atas kehendak Allah Ta’ala. Dan bagi kita, cukuplah kisah-kisah diatas, menjadi bukti akan kebenaran Islam, dan membenarkan akan kerasulan Bagianda Nabi SAW serta semakin memantapkan hati ini untuk terus beribadah kepada Allah SWT.
“Maka ketika Mukjizat Nabi Muhammad itu ditunjukkan kepada para Sahabat, bertambahlah kepercayaan mereka”.

Ų§Ł†Ł‚ŁŠŲ§ŲÆ الؓجر Ł„Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم
عن Ų¬Ų§ŲØŲ± بن Ų¹ŲØŲÆ الله رضي الله عنهما قال: سرنا Ł…Ų¹ Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم حتى نزلنا واديًŲ§ أفيح (أي واسعًŲ§) فذهب Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم ŁŠŁ‚Ų¶ŁŠ حاجته فاتبعته ب؄داوة من Ł…Ų§Ų” فنظر Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم

فلم ير ؓيئًŲ§ يستتر به ف؄ذا ؓجرتان ŲØŲ“Ų§Ų·Ų¦ Ų§Ł„ŁˆŲ§ŲÆŁŠ (أي جانبه) فانطلق Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم ؄لى ؄حداهما فأخذ بغصن من أغصانها فقال: Ų§Ł†Ł‚Ų§ŲÆŁŠ Ų¹Ł„ŁŠ ب؄ذن الله فانقادت معه ŁƒŲ§Ł„ŲØŲ¹ŁŠŲ± Ų§Ł„Ł…Ų®Ų“ŁˆŲ“ (Ł‡Łˆ Ų§Ł„Ų°ŁŠ ŁŠŲ¬Ų¹Ł„ في أنفه Ų®Ų“Ų§Ų“ ŁˆŁ‡Łˆ عود ŁŠŲ¬Ų¹Ł„ في أنف Ų§Ł„ŲØŲ¹ŁŠŲ± Ų„Ų°Ų§ ŁƒŲ§Ł† ŲµŲ¹ŲØًŲ§ ويؓد ŁŁŠŁ‡ Ų­ŲØŁ„ Ł„ŁŠŲ°Ł„ ŁˆŁŠŁ†Ł‚Ų§ŲÆ ŁˆŁ‚ŲÆ ŁŠŲŖŁ…Ų§Ł†Ų¹ Ł„ŲµŲ¹ŁˆŲØŲŖŁ‡ ف؄ذا Ų§Ų“ŲŖŲÆ Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ¢Ł„Ł…Ł‡ انقاد ؓيئًŲ§) Ų§Ł„Ų°ŁŠ ŁŠŲµŲ§Ł†Ų¹ قائده حتى أتى الؓجرة الأخرى فأخذ بغصن من أغصانها فقال: Ų§Ł†Ł‚Ų§ŲÆŁŠ Ų¹Ł„ŁŠ ب؄ذن الله فانقادت معه ŁƒŲ°Ł„Łƒ حتى Ų„Ų°Ų§ ŁƒŲ§Ł† بالمنصف (Ł‡Łˆ نصف المسافة) Ł…Ł…Ų§ ŲØŁŠŁ†Ł‡Ł…Ų§ لأم ŲØŁŠŁ†Ł‡Ł…Ų§ (ŁŠŲ¹Ł†ŁŠ جمعهما) فقال: التئما Ų¹Ł„ŁŠ ب؄ذن الله فالتأمتا قال Ų¬Ų§ŲØŲ±: فخرجت Ų£Ų­Ų¶Ų± (أي أعدو ŁˆŲ£Ų³Ų¹Ł‰ سعيًŲ§ ؓديدًŲ§) مخافة أن يحس Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم ŲØŁ‚Ų±ŲØŁŠ فيبتعد فجلست Ų£Ų­ŲÆŲ« Ł†ŁŲ³ŁŠ فحانت Ł…Ł†ŁŠ لفتة ف؄ذا أنا ŲØŲ±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم مقبلاً و؄ذا الؓجرتان قد افترقتا فقامت ŁƒŁ„ واحدة منهما على Ų³Ų§Ł‚ فرأيت Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم ŁˆŁ‚Ł ŁˆŁ‚ŁŲ© فقال برأسه Ł‡ŁƒŲ°Ų§؟ وأؓار أبو Ų„Ų³Ł…Ų§Ų¹ŁŠŁ„ برأسه ŁŠŁ…ŁŠŁ†ًŲ§ ŁˆŲ“Ł…Ų§Ł„Ų§ً Ų«Ł… أقبل فلما انتهى Ų„Ł„ŁŠ قال: يا Ų¬Ų§ŲØŲ± هل رأيت Ł…Ł‚Ų§Ł…ŁŠ؟ قلت: نعم يا Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله قال: فانطلق ؄لى Ų§Ł„Ų“Ų¬Ų±ŲŖŁŠŁ† فاقطع من ŁƒŁ„ واحدة منهما غصنًŲ§ فأقبل بهما حتى Ų„Ų°Ų§ قمت Ł…Ł‚Ų§Ł…ŁŠ فأرسل غصنًŲ§ عن ŁŠŁ…ŁŠŁ†Łƒ ŁˆŲŗŲµŁ†ًŲ§ عن يسارك قال Ų¬Ų§ŲØŲ±: فقمت فأخذت Ų­Ų¬Ų±ًŲ§ ŁŁƒŲ³Ų±ŲŖŁ‡ ŁˆŲ­Ų³Ų±ŲŖŁ‡ (أي أحددته بحيث ŲµŲ§Ų± Ł…Ł…Ų§ ŁŠŁ…ŁƒŁ† قطع الأغصان به) فانذلق Ł„ŁŠ (أي ŲµŲ§Ų± Ų­Ų§ŲÆًŲ§) فأتيت Ų§Ł„Ų“Ų¬Ų±ŲŖŁŠŁ† فقطعت من ŁƒŁ„ واحدة منهما غصنًŲ§ Ų«Ł… أقبلت أجرهما حتى قمت مقام Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ و سلم أرسلت غصنًŲ§ عن ŁŠŁ…ŁŠŁ†ŁŠ ŁˆŲŗŲµŁ†ًŲ§ عن يساري Ų«Ł… لحقته فقلت: قد فعلت يا Ų±Ų³ŁˆŁ„ الله فعم ذاك؟ قال: Ų„Ł†ŁŠ Ł…Ų±Ų±ŲŖ ŲØŁ‚ŲØŲ±ŁŠŁ† ŁŠŲ¹Ų°ŲØŲ§Ł† فأحببت بؓفاعتي أن ŁŠŲ±ŁŁ‡ عنهما (أي يخفف) Ł…Ų§ ŲÆŲ§Ł… الغصنان Ų±Ų·ŲØŁŠŁ† – Ų±ŁˆŲ§Ł‡ مسلم

Belum ada Komentar untuk "Peristiwa Aneh Pohon Berjalan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel